Diduga takut berlebihan menghadapi Ujian Nasional, seorang siswa SMK Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sampai mengalami gangguan jiwa.
"Penyebabnya (gangguan jiwa) karena ketakutan, ketakutan karena menghadapi UN," kata Kepala Sekolah SMK Rajapolah, Jaenal Mutaqin saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (16/4).
Ia menjelaskan empat hari menjelang pelaksanaan UN siswa laki-laki peserta UN terserang gangguan mental sehingga harus mendapatkan perawatan medis. Sebelumnya keluarga maupun siswa tersebut, kata Jaenal sempat tidak mengizinkan ikut UN di sekolah dan meminta melaksanakan UN di rumahnya.
Namun karena petugas tim pemantau independen (TPI) dari Kabupaten Tasikmalaya dan Provinsi datang ke sekolah, kata Jaenal siswa tidak boleh melaksanakan UN di rumah. Meskipun dalam kondisi sakit dan masih rawat jalan oleh tim dokter yang menanganinya, kata Jaenal siswa tersebut tetap harus ikut UN di sekolah.
"Konsultasi dengan TPI, tidak bisa mengikuti kesana (di rumah), soal tidak boleh dibawa, maka si anak dibawa ke sekolah, dalam keadaan sakit perawatan," katanya.
Meskipun harus dipaksa mengikuti UN di sekolah, menurut Jaenal, siswa bersangkutan terlihat mapu melaksanakan UN materi soal Bahasa Indonesia hingga akhirnya selesai. "Sudah diobati selama empat hari, jadi agak membaik, terus sudah beberapa kali ikut try out," katanya saat ditanya siswa tersebut mampu mengikuti UN atau tidak.
Menanggapi ada siswa mengalami gangguan jiwa harus mengikuti UN di sekolah, menimbulkan keprihatinan para praktisi pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya.
Ketua Forum Peduli Pendidikan Tasikmalaya, Cucu Rasman mengatakan sebaiknya ditangguhkan siswa yang mengalami gangguan agar tidak ikut UN. "Sebaiknya Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, ditangguhkan dulu, itu kan anak tidak sehat," katanya.