Cari Blog Ini

Jumat, 27 Juli 2012

0 Menguji Mobil Listrik Jadi Mobil Nasional





MOBIL nasional kembali menjadi wacana setelah Dahlan Iskan, Menteri BUMN, menguji coba mobil listrik karya Dasep Ahmadi. Mobil nasional sebelumnya pernah bergaung setelah Wali Kota Solo, Jokowi, menjadikan Esemka sebagai mobil dinasnya. 
Esemka hingga kini masih terganjal uji emisi sehingga belum juga dapat diproduksi secara nasional, padahal sudah banyak orang yang memesan. Lalu, bagaimana dengan nasib mobil listrik yang digadang Dahlan Iskan ini?.

Dalam uji coba pertama mobil listrik rakitan Dasep Ahmadi, Dahlan membawa mobil tersebut dari Depok hingga ke kantornya. Tapi, sayang mobil tersebut kehabisan ‘setrum’ setibanya di bundaran Hotel Indonesia.

Di dunia otomotif saat ini memang tengah berkembang energi alternatif untuk bahan bakar mobil. Tapi, belum banyak perusahaan otomotif multinasional yang bermain di area ini. Bukan tak mau dan tak punya modal, tapi karena memang banyak sekali hambatan dalam membuat mobil listrik.

Beberapa produsen di dunia, sebut saja Nissan meluncurkan Leaf dengan harga di atas 200 jutaan. Mitsubishi juga meluncurkan i-Miev, harganya juga di atas 200 jutaan. Toyota memilih bekerjasama dengan Tesla untuk meluncurkan mobil listrik RAV4 EV. Merek kendaraan roda empat ternama itu lebih memilih hybrid, sebagai tenaga hemat bensin untuk dijual dengan All New Camry-nya.

Mobil listrik memang memiliki banyak kendala. Salah satunya adalah yang dialami Dahlan Iskan saat uji coba, batere listriknya habis. Tidak ada pengisian listrik yang mudah ditemukan di pinggir jalan. Sehingga jika habis listrik di dalam batere, maka mobil tidak akan bisa dijalankan alias mogok.

Itu adalah kendala pertama. Selanjutnya, seperti yang terjadi pada Nissan Leaf, mobil itu juga pernah mengalami mogok, hal itu disebabkan batere listrik tidak tahan panas.

Selanjutnya, jika memang pom listrik akan dikembangkan secara nasional, semua masyarakat juga paham bahwa saat ini Indonesia masih mengalami krisis listrik. Selama ini pengadaan listrik nasional juga masih kurang mencukupi kebutuhan masyarakat. Jangan sampai mobil listrik berkembang, tapi malah byar preet terjadi tiap hari.

Dan yang terakhir adalah harga. Beberapa waktu lalu Dasep Ahmadi mematok harga karyanya itu sekira 200 jutaan. Tak ada bedanya dengan Nissan leaf atau i-Miev Mitsubishi. Jika ketiga mobil listrik tersebut diadu di pasaran tentu saja, mobil nasional akan tertinggal.

Keunggulan Esemka salah satunya adalah harganya murah. Untuk di kelasnya, Esemka sangat murah dan dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat Indonesia dalam memilih mobil, ditambah dengan rasa nasionalisme. Sehingga banyak orang yakin jika Esemka ‘tak diganjal’ dalam uji emisi tentu bakal laris.

Tapi bukan berarti mobil listrik tidak baik, tentu saja karya anak bangsa harus mendapat apresiasi dan dukungan oleh pemerintah. Tapi, harus dipikirkan juga bahwa mobil nasional harus menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia, bukan justru malah nanti menambah masalah.
SHARE TWEET

0 comments:

Posting Komentar

Tolong yah Kawan untuk berbagi komentar anda di blog saya, satu kata yang anda tulis sejuta pahalanya bagi anda ^^v